Four Megalith Found Back In Pagaralam

Dapunta Online - Having previously had reported the discovery of a stone mortar, stone staircase and ancient bathing pools in the Village Talang-Bandar Jaya, Kance Diwe Village, District of South Dempo, this time the turn of residents in RT 09 RW 03 High Cliff Village, Village Lubuk Buntak, District of South Dempo were surprised by the discovery of four megaliths at once, in the form dakon stone, dolmen stone, the statue of man riding a buffalo and a statue of three men wrapped the snake.Awang Kenantan (28), High Cliff Village residents say, the existence of four stone megaliths in fact has long been known to residents, it's just that so far most people around did not know and know for sure these megaliths."Most of the megaliths are found on the corner of the rice fields," he also said such dakon stone that has a size of approximately 70 cm high and 2 meters wide pesersgi, dakon stone is a magic tool that works in ancient times as an antidote to ward off evil spirits . Where in the two holes used to put the Ramu-made antidote potion evil spirits. In ancient times deliberately placed in the corners of the fields at the ends of the plantation to ward off evil spirits earlier.
 
Dolmen stones (stone table, red) while the language of stone besemahnya stereotyped (the same as dakon stone stone table has a size of 70 cm height lebir less wide and 2 meters pesersgi, its function as a place of ceremony. The table is a special stone became the seat of old chieftain , for example somebody died ancient stone laid on the table, then performed the funeral ceremony to be done next.Megalith man riding a buffalo has a height of 3 meters and width of around 2 meters. As for its history there are two perceptions. First according to the myth at the time would make farming in rice fields through the bitter tongue and called him, but did not hear it dikutuklah into stone.Meanwhile, three men wrapped snake megalith, the myth of the three are awaiting drying rice, but they have sex outside of marriage, then being cursed by the time they have sex outside of marriage, they then wrapped the snake.
 
Scientifically this is the result of megalith stone carving sculpture of antiquity, where the purpose is to commemorate the founding of relics or remind the spirits of antiquity, as the medium of respect.For the man riding a buffalo and Megalith didilit this snake, the condition is destroyed by the hands of ignorant, where his head is missing. However, all relics of stone megaliths currently in manicured condition and well maintained."We hope the parties of Culture and Tourism Pagaralam to perform the construction of roofs and fencing, the brand board a tourist attraction, the path leading to the site," he said as he says Archaeological Institute itself has been reported related to the citizens of this megalith.Separate Head of Culture and Tourism of Pagaralam Drs H Syafruddin Msi revealed, it will register the newly discovered megaliths site, and will mendaklanjuti proposals from communities that exist for this location fixed."We will propose locations that exist for improved as residents stayed, so this location could become a new tourist attraction in the city of Pagaralam," said Syafrudin saying Pagaralam is rich in megaliths are spread over a number of areas. [*] (Dona / dpt)


Source: Headline, Science & Technology, History


 EMPAT MEGALIT KEMBALI DITEMUKAN DI PAGARALAM


Dapunta Online – Setelah sebelumnya sempat dikabarkan adanya penemuan berupa lesung batu, tangga batu dan pemandian zaman purba di Dusun Talang Kubangan-Bandar Jaya, Kelurahan Kance Diwe, Kecamatan Dempo Selatan, kali ini giliran warga di RT 09 RW 03 Dusun Tebing Tinggi, Kelurahan Lubuk Buntak, Kecamatan Dempo Selatan dikejutkan dengan ditemukannya empat megalit sekaligus, berupa batu dakon, batu dolmen, arca manusia menunggang kerbau dan arca tiga manusia dibelit ular.
Awang Kenantan (28), warga Dusun Tebing Tinggi mengatakan, keberadaan empat batu megalit sebenarnya telah lama diketahui warga, hanya saja selama ini kebanyakan warga sekitar tidak mengetahui dan mengenal secara pasti megalit tersebut.
“Kebanyakan megalit memang ditemukan di daerah sudut persawahan,” ujarnya seraya mengatakan batu dakon misalnya yang memiliki ukuran lebih kurang tinggi 70 cm dan lebar 2 meter pesersgi, batu dakon ini merupakan alat magic yang berfungsi pada zaman dahulu sebagai penangkal untuk mengusir roh-roh jahat. Dimana pada bagian dua lobang dipakai untuk menaruh ramu-ramuan buat penangkal roh-roh jahat tersebut. Pada zaman dahulu sengaja diletakkan di sudut-sudut sawah di ujung-ujung perkebunan untuk menangkal roh-roh jahat tadi.

Batu Dolmen (meja batu, red) sedangkan bahasa besemahnya batu niru ( sama seperti batu dakon meja batu ini memiliki ukuran lebir kurang tinggi 70 cm dan lebar 2 meter pesersgi, fungsinya sebagai tempat upacara. Meja batu ini khusus menjadi tempat duduk kepala suku zaman dahulu, misalnya ada orang jaman dahulu meninggal diletakkan di atas meja batu, kemudian dilakukan upacara untuk selanjutnya dilakukan penguburan.
Megalit manusia menunggang kerbau memiliki ketinggian 3 meter dan lebar keliling 2 meter. Adapun mengenai sejarahnya ada dua persepsi. Pertama  menurut mitos pada saat akan melakukan bercocok tanam di sawah si pahit lidah lewat dan memanggilnya, tetapi tidak mendengar maka dikutuklah menjadi batu.
Sedangkan Megalit tiga manusia dibelit ular, secara mitos orang tiga ini sedang menunggu jemur padi di sawah, akan tetapi mereka melakukan hubungan diluar nikah, maka terkena kutuk pada saat mereka melakukan hubungan di luar nikah ini mereka kemudian dibelit ular.

Secara ilmiah batu megalit ini merupakan hasil ukiran seni pahat orang jaman dahulu, dimana tujuan didirikannya peninggalan ini untuk mengenang atau mengingatkan roh-roh jaman dahulu, sebagai medium penghormatan.
Untuk Megalit manusia menunggang kerbau dan didilit ular ini, kondisinya rusak akibat tangan-tangan jahil, dimana kepalanya hilang. Namun kesemua peninggalan batu megalit saat ini dalam kondisi terawat dan terjaga dengan baik.
“Kita berharap kepada pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pagaralam dapat melakukan pembangunan berupa atap dan pemagaran, papan merk objek wisata, jalan setapak menuju ke situs tersebut,” tukasnya seraya mengatakan Balai Arkeologi sendiri sudah dilaporkan warga terkait adanya Megalit ini.
Terpisah Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Pagaralam Drs H Syafruddin Msi mengungkapkan, pihaknya akan mendata situs megalit yang baru ditemukan tersebut, dan akan mendaklanjuti usulan dari masyarakat yang ada agar lokasi ini diperbaiki.
“Kita akan mengusulkan lokasi yang ada agar diperbaiki seperti yang dipinta warga, agar lokasi ini dapat menjadi objek wisata baru di Kota Pagaralam,” terang Syafrudin seraya mengatakan Pagaralam memang kaya megalit yang tersebar di sejumlah wilayah. [*] (dona/dpt)


Sumber : Headline, IPTEK, Sejarah

 

0 comments:

Posting Komentar

My Campus

My Campus
campus de púrpura

About Me

Foto saya
Just Call me Adie... I was born in Pagaralam, Besemah

Followers

free counters